Sabtu, 09 Mei 2009

nguri-uri budaya jawa

melihat rumput tetangga seolah lebih hijau dari rumput sendiri, itu ungkapan yang sering kita dengan dari celotehan saat ngobrol santai bareng teman, tidak selamanya ungkapan itu salah memang,seperti contoh dalam bidang budaya, sering kali kita menganggap badaya kita sendiri ini ndesa, katrok, kuna atau apa lagi ungkapan yang berisi anggapan rendah terhadap budaya sendiri, padahal yang namanya budaya adalah aset yang sangat mahal harganya manakala kita mampu meramu sedemikian rupa agar layak jual, contoh yang semua orang tahu budaya orang Bali, kalau kita berkunjung ke pualau impian umat manusia di dunia ini yang dijual tidak lain adalah BUDAYA, ke Jepang, Tailand, Belanda atau kemanapun kita berwisata obyek yang paling menarik adalah satu kat BUDAYA.
Melihat potensi yang demikian hebat itu mari kita orang Jawa ini kita lestarikan dan kembangkan BUDAYA JAWA yang adi luhung itu, sudah waktunya departemen pariwisata menyediakan wadah dan membuat agendarutin mengadakan pertunjukkan di tiap daerah utamanya di daerah-daerah yang kaya dengan obyek wisatanya.
YPPI sebuah Yayasan Pendidikan yang punya nama di Surabaya punya komitmen yang besar terhadap lestarinya budaya Jawa ini, terbukti di 5 lokasi sekolah di bawah naungan YPPI ada perangakat gamelan yakni laras pelog dan slendro, setiap hari Jumat malam ada latihan bersama macapatan, bermain gamelan, ndalang, dan bahkan setiap hari Sabtu para pengurus makannya bubur dari aneka bubur yang ada di Jawa secara bergantian, Sabtu ini bubur srinthil, Sabtu depan bubur merah, berikutnya bubnur sengkala dan sterusnya.
Disamping itu sudah menjadi mata pelajaran wajib bagi siswa SMP YPPI untuk bisa memainkan gamelan,tiap hari Selasa wajib berbicara dengan bahasa Jawa cuma yang satu ini memang jalannya tidak selancar bergamelanria harap diamklumi karena 99% murid YPPI berasal dari etnis Tionghoa mereka berbahasa Indonesia saja tercampur dengan dialek Cina yang khas, tulung ambikna pensilku (ambilkan pensil maksudnya) atau ungkapan-ungpakan lainya yang merupakan bahasa ibu mereka.
Informasi di atas hanya sedikitgambaran dari upaya YPPI untuk nguri-uri Budaya Jawa yang ke depan kalau Budaya Jawa ini dikelola, lestari dan berkembang akan merupakan aset yang bisa menjawab KRISIS di segala macam bidang kehidupan yang melanda dan bahkan akan membawa nama harum bangsa Indonesia ke dunia internasional. SEMOGA.
Oleh karena itu mari lita canbut taliwanda saiyeg saeka kapti nguri-uri badaya kita"JAWA".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar